Minggu, 04 Oktober 2015

SEJARAH KABUPATEN KUNINGAN

SEJARAH KABUPATEN KUNINGAN SEJARAH KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT
Masa Pra sejarah
Diperkirakan ± 3.500 tahun sebelum masehi sudah terdapat kehidupan manusia di daerah Kuningan, hal ini berdasarkan pada beberapa peninggalan kehidupan pada zaman pra sejarah yang menunjukkan adanya kehidupan pada zaman Neoliticum dan batu-batu besar yang merupakan peninggalan dari kebudayaan Megaliticum. Bukti peninggalan tersebut dapat dijumpai di Kampung Cipari Kelurahan Cigugur yaitu dengan ditemukannya peninggalan pra-sejarah pada tahun 1972, berupa alat dari batu obsidian (batu kendan), pecahan-pecahan tembikar, kuburan batu, pekakas dari batu dan keramik. Sehingga diperkirakan pada masa itu terdapat pemukiman manusia yang telah memiliki kebudayaan tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Situs Cipari mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neoleticum dan awal pengenalan bahan perunggu berkisar pada tahun 1000 SM sampai dengan 500 M. Pada waktu itu masyarakat telah mengenal organisasi yang baik serta kepercayaan berupa pemujaan terhadap nenek moyang (animisme dan dinamisme). Selain itu diketemukannya pula peninggalan adat dari batu-batu besar dari zaman megaliticum.

Masa Hindu

Dalam carita Parahyangan disebutkan bahwa ada suatu pemukiman yang mempunyai kekuatan politik penuh seperti halnya sebuah negara, bernama Kuningan. Kerajaan Kuningan tersebut berdiri setelah Seuweukarma dinobatkan sebagai Raja yang kemudian bergelar Rahiyang Tangkuku atau Sang Kuku yang bersemayam di Arile atau Saunggalah. Seuweukarma menganut ajaran Dangiang Kuning dan berpegang kepada Sanghiyang Dharma (Ajaran Kitab Suci) serta Sanghiyang Riksa (sepuluh pedoman hidup). Ekspansi kekuasaan Kuningan pada zaman kekuasaan Seuweukarma menyeberang sampai ke negeri Melayu. Pada saat itu masyarakat Kuningan merasa hidup aman dan tentram di bawah pimpinan Seuweukarma yang bertahta sampai berusia lama. Berdasarkan sumber carita Parahyangan juga, bahwa sebelum Sanjaya menguasai Kerajaan Galuh, dia harus mengalahkan dulu Sang Wulan - Sang Tumanggal - dan Sang Pandawa tiga tokoh penguasa di Kuningan (= Triumvirat), yaitu tiga tokoh pemegang kendali pemerintahan di Kuningan sebagaimana konsep Tritangtu dalam konsep pemerintahan tradisional suku Sunda Buhun. Sang Wulan, Tumanggal, dan Pandawa ini menjalankan pemerintahan menurut adat tradisi waktu itu, yang bertindak sebagai Sang Rama, Sang Resi, dan Sang Ratu. Sang Rama bertindak selaku pemegang kepala adat, Sang Resi selaku pemegang kepala agama, dan Sang Ratu kepala pemerintahan. Makanya Kerajaan Kuningan waktu dikendalikan tokoh ‘Triumvirat’ ini berada dalam suasana yang gemah ripah lohjinawi, tata tentrem kerta raharja, karena masing-masing dijalankan oleh orang yang ahli di bidangnya. Tata aturan hukum/masalah adat selalu dijalankan adan ditaati, masalah kepercayaan / agama begitu juga pemerintahannya. Semuanya sejalan beriringan selangkah dan seirama.

Ketika Kuningan diperintah Resiguru Demunawan pun (menantu Sang Pandawa), Kerajaan Kuningan memiliki status sebagai Kerajaan Agama (Hindu). Hal ini nampak dari ajaran-ajaran Resiguru Demunawan yang mengajarkan ilmu Dangiang Kuning - keparamartaan, sehingga Kuningan waktu menjadi sangat terkenal. Dalam naskah carita Parahyangan disebutkan kejayaan Kuningan waktu diperintah Resiguru Demunawan atau dikenal dengan nama lain Sang Seuweukarma (penguasa/pemegang Hukum) atau Sang Ranghyangtang Kuku/Sang Kuku, kebesaran Kuningan melebihi atau sebanding dengan Kebesaran Galuh dan Sunda (Pakuan). Kekuasaannya meliputi Melayu, Tuntang, Balitar, dan sebagainya. Hanya ada 3 nama tokoh raja di Jawa Barat yang berpredikat Rajaresi, arti seorang pemimpin pemerintahan dan sekaligus ahli agama (resi). Mereka itu adalah:

Resi Manikmaya dari Kerajaan Kendan (sekitar Cicalengka - Bandung)
Resi Demunawan dari Saunggalah Kuningan
Resi Niskala Wastu Kencana dari Galuh Kawali

Perkembangan kerajaan Kuningan selanjutnya seakan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. Kuningan pada waktu itu menganut agama Hindu di bawah pimpinan Rakean Darmariksa dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan Sunda yang terkenal dengan nama Pajajaran. Cirebon juga pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan Pajajaran, namun pada abad ke-15 Cirebon sebagai kerajaan Islam menyatakan kemerdekaannya dari Pakuan Pajajaran.

Masa Islam

Sejarah Kuningan pada masa Islam tidak lepas dari pengaruh kesultanan Cirebon. Pada tahun 1470 masehi datang ke Cirebon seorang ulama besar agama Islam yaitu Syeh Syarif Hidayatullah putra Syarif Abdullah dan ibunya Rara Santang atau Syarifah Modaim putra Prabu Siliwangi. Syarif Hidayatullah adalah murid Sayid Rahmat yang lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel yang memimpin daerah ampeldenta di Surabaya. Kemudian Syeh Syarif Hidayatullah ditugaskan oleh Sunan Ampel untuk menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat, dan mula-mula tiba di Cirebon yang pada waktu Kepala Pemerintahan Cirebon dipegang oleh Haji Doel Iman. Pada waktu 1479 masehi Haji Doel Iman berkenan menyerahkan pimpinan pemerintahan kepada Syeh Syarif Hidayatullah setelah menikah dengan putrinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin menyebarkan agama Islam, pada tahun 1481 Masehi Syeh Syarif Hidayatullah berangkat ke daerah Luragung, Kuningan yang masuk wilayah Cirebon Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh Ki Gedeng Luragung yang bersaudara dengan Ki Gedeng Kasmaya dari Cirebon, selanjutnya Ki Gedeng Luragung memeluk agama Islam.

Pada waktu Syeh Syarif Hidayatullah di Luragung, Kuningan, datanglah Ratu Ontin Nio istrinya dalam keadaan hamil dari negeri Cina (bergelar: Ratu Rara Sumanding) ke Luragung, Kuningan, dari Ratu Ontin Nio alias Ratu Lara Sumanding lahir seorang putra yang tampan dan gagah yang diberi nama Pangeran Kuningan. setelah dari Luragung, Kuningan, Syeh Syarif Hidayatullah dengan rombongan menuju tempat tinggal Ki Gendeng Kuningan di Winduherang, dan menitipkan Pangeran Kuningan yang masih kecil kepada Ki Gendeng Kuningan agar disusui oleh istri Ki Gendeng Kuningan, karena waktu itu Ki Gendeng Kuningan mempunyai putera yang sebaya dengan Pangeran Kuningan namanya Amung Gegetuning Ati yang oleh Syeh Syarif Hidayatullah diganti namanya menjadi Pangeran Arya Kamuning serta dia memberikan amanat bahwa kelak dimana Pangeran Kuningan sudah dewasa akan dinobatkan menjadi Adipati Kuningan.

Setelah Pangeran Kuningandan Pangeran Arya Kamuning tumbuh dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan Muharam tanggal 1 September 1498 Masehi, Pangeran Kuningan dilantik menjadi kepala pemerintahan dengan gelar Pangeran Arya Adipati Kuningan (Adipati Kuningan) dan dibantu oleh Arya Kamuning. Maka sejak itulah dinyatakan sebagai titik tolak terbentuknya pemerintahan Kuningan yang selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal hari jadi Kuningan

Masuknya Agama Islam ke Kuningan nampak dari munculnya tokoh-tokoh pemimpin Kuningan yang berasal atau mempunyai latar belakang agama. Sebut saja Syekh Maulana Akbar saudara kandung Syekh Datuk Kahfi, yang akhirnya menikahkan putranya, bernama Syekh Maulana Arifin saudara sepupu Pangeran Panjunan, dengan Nyai Ratu Selawati penguasa Kuningan waktu itu putri Pangeran Surawisesa cucu Prabu Siliwangi yang juga menantu Prabu Langlangbuana. Hal ini menandai peralihan kekuasaan dari Hindu ke Islam yang memang berjalan dengan damai melalui ikatan perkawinan. Waktu itu di Kuningan muncul pedukuhan-pedukuhan yang bermula dari pembukaan-pembukaan pondok pesantren, seperti Pesantren Sidapurna (menuju kesempurnaan), Syekh Rama Ireng (Balong Darma). Termasuk juga diantaranya pesantren Lengkong oleh Haji Hasan Maulani.

Pasca Kemerdekaan

Kuningan menjadi tempat dilaksanakannya Perundingan Linggarjati pada bulan November 1946. Karena tidak memungkinkan perundingan dilakukan di Jakarta maupun di Yogyakarta (ibukota sementara RI), maka diambil jalan tengah jika perjanjian diadakan di Linggarjati, Kuningan. Hari Minggu pada tanggal 10 November 1946 Lord Killearn tiba di Cirebon. Ia berangkat dari Jakarta menumpang kapal fregat Inggris H.M.S. Veryan Bay. Ia tidak berkeberatan menginap di Hotel Linggarjati yang sekaligus menjadi tempat perundingan.

Delegasi Belanda berangkat dari Jakarta dengan menumpang kapal terbang “Catalina” yang mendarat dan berlabuh di luar Cirebon. Dari “Catalina” mereka pindah ke kapal perang “Banckert” yang kemudian menjadi hotel terapung selama perjanjian berlangsung. Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sjahrir menginap di desa Linggasama, sebuah desa dekat Linggarjati. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta sendiri menginap di kediaman Bupati Kuningan. Kedua delegasi mengadakan perundingan pada tanggal 11-12 November 1946 yang ditengahi oleh Lord Kilearn, penengah berkebangsaan Inggris. Letak dan pembagian administrasi

Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.

Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ceremai (3.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.

Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Pembagian administrasi

Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 361 desa dan 15 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kuningan.

Berikut adalah kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kuningan:
Kecamatan Darma
Kecamatan Kadugede
Kecamatan Nusaherang
Kecamatan Ciniru
Kecamatan Hantara
Kecamatan Selajambe
Kecamatan Subang
Kecamatan Cilebak
Kecamatan Ciwaru
Kecamatan Karangkancana
Kecamatan Cibingbin
Kecamatan Cibeureum
Kecamatan Luragung
Kecamatan Cimahi
Kecamatan Cidahu
Kecamatan Kalimanggis
Kecamatan Ciawigebang
Kecamatan Cipicung
Kecamatan Lebakwangi
Kecamatan Maleber
Kecamatan Garawangi
Kecamatan Sindangagung
Kecamatan Kuningan
Kecamatan Cigugur
Kecamatan Kramatmulya
Kecamatan Jalaksana
Kecamatan Japara
Kecamatan Cilimus
Kecamatan Cigandamekar
Kecamatan Mandirancan
Kecamatan Pancalang
Kecamatan Pasawahan

Selasa, 14 Juli 2015

SEJARAH DESA SINDANGBARANG

SEJARAH DESA SINDANGBARANG SEJARAH DESA SINDANGBARANG
Sejarah Desa Sindangbarang Kec. Jalaksana Kab.Kuningan
Dari sebelah barat Desa Sindangbarang datanglah seorang Raja,yang namanya tidak dikenal (ada yang mengatakan bahwa beliau adalah Raja Majapahit).Kedatangan beliau ke desa Sindangbarang di ikuti bersama para senopati. Dalam peristirahatannya di Sindangbarang,beliau mendapatkan informasi bahwa disebelah utara Desa Sindangbarang ada seorang Raja yang bernama Rajadanu.Setelah Raja mendengar hal tersebut, Raja mengadakan musyawarah dengan para senopatinya mengenai barang. Barang yang dimaksud adalah barang pusaka kerajaan. Kemudian oleh raja tempat ini di beri nama Sindangbarang. Sindang yang berasal dari kata Sidang (musyawarah) dan barang yang berasal dari pusaka kerajaan.

Sekitar tahun 1960 pada abad ke 17 di Desa Sindangbarang ada 3 orang tokoh yang memberikan perubahan disegala bidang mulai dari bidang pemerintahan, pertanian dan keagamaan. tiga orang tokoh tersebut adalah:
1. Embah Buyut Cihideung (Giringsing Wayang)
2. Embah Buyut Gede/Gedong
3. Embah Buyut Mualim

Perjuangan Tiga Tokoh Desa Sindangbarang Pada suatu saat terjadi perebutan perbatasan wilayah, antara desa sindang barang dengan desa karangmangu, yaitu memperebutkan batas wilayah,, sebelah barat desa sindangbarang. Hal ini merupakan suatu bibit perselisihan antara dua desa (sindangbarang dengan karangmangu). Dikarenakan tidak adanya kesepahaman mengenai batas-batas wilayah yang ditentukan, maka terjadilah konfrontasi antara dua kubu (Desa Sindangbarang dan Kubu Desa Karangmangu). Alhasil dari konforntasi tersebuut pihak desa sindangbarang keluar sebagai pihak yang kuat (pemenang). Sekalipun pihak Karangmangu telah meminta bantuan dari pihak Desa Cikaso. Maka dari kemenangannya tersebut dalam konfrontasi, Desa Sindangbarang memperoleh tambahan batas wilayah sekitar 50 meter dari batas lama.

Setelah perebutan batas wilayah sebelah barat desa sindangbarang selesai, kali ini terjadi lagi perebutan perbatasan wilayah utara desa sindangbarang. Wilayah sebelah utara desa sindanngbarang berbatasan dengan desa singkup. Namun lagi-lagi pihak desa sindangbarang berada dalam kemenangan, berbekal kepandaian dan kepiawaian para tokoh pada waktu itu. Betapa tidak, untuk menentukan sebuah batas permainan “Adu Tarik Tambang”yang pada akhirnya dapat dimenangkan oleh sindangbarang.
Pembagian tugas pembangunan desa Untuk menuju sebuah desa yang makmur maka dalam ini para tokoh(leluhur sekarang) berbagai tugas dalam rangka membangun desa , pembagian tugas tersebut antara lain mencakup beberapa bidang : 1. Bidang pemerintahan (dipegang oleh Embah Buyut Gede/ Gedong)
2. Bidang Pertanian (dipegang oleh Embah Buyut Cihideung)
3. Bidang Keagamaan (dipegang oleh Embah Buyut Mualim)Kemudian ketiga Tokoh Desa SindangBarang itu menjalankan tugasnya masing-masing, sesu dengan pembagian tugas yang telah disepakati.
1. Embah Buyut Cihideung
Dalam melakukan tugasnya dibidang pertanian, embah buyut cihideung memulai membuat saluran air Sindangbarang, yang airnya brinduk dari sungai Cilengkrang. Dalam membuat saluran air Sindangbarang, embah buyut Cihideung melakukannya seorang diri dan tidak menggunakan peralatan apapun, beliau membuat saluran air hanya dengan menggunakan kemaluannya sendiri. Hal ini merupakan kejadian yang sangat mustahil dilakukan, namun sumber ini didapat dari sesepuh desa Sindangbarang.
Setelah saluran air yang dibuat mendapatkan jarak sekitar 2,5 km, sampailah di lembah Cisuta, disana terdapat sebuah batu yang menghalangi saluran air, dan embah buyut Cihideung merasa berat dan sulit mengatasi masalah itu, sehngga embah buyut Cihideung merasa sedih dan putus harapan. Dalam kesedihannya itu, embah buyut Cihideung mengeluarkan air matanya, sehingga beliaupun mengelap tetesan air matanya yang bercucuran. Maka dilembah batu itu ada nama Cisuta yang berasal dari embah buyut Cihideung yang sedang mengelap air matanya. ( Cisuta = Nyusut Cimata ) yang berasal dari bahasa Sunda.
Sampai saat ini kenyataan itu masih ada, yaitu sebuah batu yang menonjol ke atas saluran air dan terdapat bekas mengikis (menatah), sehingga saluran air desa Sindangbarang sampai saat ini tetap mengalir. Setelah itu embah buyut Cihideung meneruskan pekerjaannya, dan sampai dilembah susukan burung, saluran itu membelok kesebelah utara. Kemudian disana beliau berfikir, “Apakah saluran ini diterukan atau tidak, apabila saluran ini diteruskan kesebelah utara sepertinya akan sulit, karena ada tegalan (tanah darat)”, kemudian setelah mendapat jarak sekitar 10 m saluran tidak diteruskan. Maka disitu ada saluran yang tidak jadi, yang membelok kesebelah utara, dan tempat itu diberikan nama Susukan Burung. Susukan Burung berasal dari kata Susukan = saluran, dan Burung = tidak jadi. Sampai sekarang di tempat itu masih ada bekasnya, yaitu saluran air yang tidak diteruskan. Embah buyut Cihieung meneruskan pembuatan saluran air kesebelah timur dan sampailah di lembah Kutagandok. Wakt itu hari sudah petang, kemudian beliau membuat sebuah kuta atau pilar tembok. Maksudnya untuk tempat bermalam di Kuta tersebut. Maka tempat tersebut diberi nama Kuyagandok yang berasal dari nama Kuta tempat bermalam (Kuta tilas Mondok). Setelah berjuang berhari – hari selesailah tugas Embah Buyut Cihideung membuat saluran air Sindangbarng yang berinduk dari sungai Cilengkarang dan sampai sekarng airnya masih mengalir dan dapat mengairi sawah seluaskurang lebih 35 Hektar.
Selesi melaksanakan tugasnya, tiba-tiba Embah Buyut Cihideung mendapat surat undangan dari leleuhur Desa Cikaso, diamna maksud undangan tersebut adalah agar menghadiri hiburan kesenian wwayang golek di Desa Cikaso, kemudian beliau menyaksikan pementasan kesenian wayang. Akan tetapi Embah Buyut Cihideung merasa kecewa, kaerna pementasan wayang tersebut alaur ceritanya mengisahkan tentang beliau sendiri. Semua kebakian dan keburukan yang dilakaukan oleh Embah Buyut Cihideung, diceritakan dalam cerita wayang tersebut. Maka timbul rasa amarah yang tidak dapat dikendalikan lagi, segingga menimbulkan pertengkaran antara Embah Buyut Cihideung sesepuh Desa Cikaso. Dalam pertengkaran ini Embah Buyut Cihideung mengalami nasib yang malang, karena kali ini beliau mengalami kekalahan. Dalam kekalahannya Embah Buyut Cihideung mundur mendekati Desa Sindangbarang, kemudian beliau memberi amanat kepada masyarakat Desa Sindangbarang yang bunyinya : “wahai kepada seluruh masyarakat / rakyat desa sindangbarang, dilarang mengadakan hiburan kesenian wayang, apabila ada yang melanggarnya, maka akan terjadi ada suatu hal yang tak diinginkan!”.
Setelah Embah Buyut Cihideung member amanat seperti itu kepada seluruh masyarakat Desa Sindangbarang, maka para masyarakat sindangbarang tiadak ada yang mengadakan hiburan kesenian wayang. Namaun suatu waktu ada salah seorang masyarakat yang mengadakan hiburan wayang, tiba-tiba terjadi ujan lebat dan angin yang sangat kencang, dan mengakibatkan bencana alam di Desa Sindangbarang.
Akan tetapi terhitung dari tahun 1945 s/d 2007 (sekarang), sepertinya sudah ada izin Embah Buyut Cihideung untuk mengadakan pementasan wayang. Karena hamper semua masyarakat Desa Sindangbarang telah mengadakan hiburan wayang di rumah mereka masing-masing, dan tidak akan terjacihideundesa di apa-apa. Namun dialaun-alaun dan dibalai Desa Sindangbarng belum pernah mengadakan hiburan pementasan wayang sapei sekarng.
Embah Buyut Cihieung terus mundur kesebelah timur,karena sesepuh desa cikaso Terus mengejarnya. Kemudian sampailah di desa cihieudeng girang ,embah buyut cihideung melihat sebuah sumur kecil yg berisi air bersih, kemudian beliau menghampiri sumur tersebut dan bersembunyi itu . usaha penyelamatan dilakukan embah buyut cihideung benar –benar cerdik, karena desa cikaaso mengalami kebuntuan dalam melakukan pencarian embah buyut cihideung ini.
Sesepuh desa cikaso tidak menyerah dalam pencariannya ,beliau harus terusberusaha mencari persembunyain embah buyut cihideung pada akhirnya sesepuh desa cikaso menemukan sumur yg dipakai bersembunyi embah buyut cihideung akan tetapi sesepuh desa cikaso pada waktu itu tidak melihat apa pun didalam sumur itu , hanya melihat air sumur berwarna hitam dan gelap . akibat dari sesepuh cikaso menjadi musuh embah buyut cihideung melihat air sumur berwarna hitam dan gelap,kemudian tempat ini diberi nama Sumur cihideung. Riwayat embah buyut cihideung berakhir di tempat ini, dan dikuburkan di tempat ini pula. Kemudian tempat ini di jadikan tempat bersejarah bagi masyarakat desa sindang barang letaknya di sebelah desa cihideung girang kecamatan cidahu.
2.Embah buyut gede/gedong
Embah buyut gede adalah seorang yang berilmu tinggi,dan merupakan dukun yang mahir. Beliau mempunyai dua orang penakawan yang bernama burun dan si dekel. Kedua orang ini berkekuan baik dan tunduk dan patuh terhadap peraturan Embah Buyut Gede. Yang disayangkan penakauan ini rupa dan bentuk tubuhnya kurang normal. Pada waktu itu Embah Buyut Gede sedang memikirkan tentang pemerintahan desa,sebab belum ada pengurusnya atau kuwu. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang gagah,baik hati srta berbuti luhur. Namanya tidak di kenal, namun datang ketempat si Embah Buyut Gede untuk bertemu, kemudian Embah Buyut Gede. Menerima kedatangan laki-laki asing tersebut dalam perbincangannya Embah Buyut gede bertanya pada si laki-laki itu.
Embah Buyut : Wahai anak muda, kau datang kesini ada perlu apa? Dan dari mana asamu? Orang Asing : Saya datang kemari bermaksud memenuhi perintah ibuku dan asalku dari desa kalimanggis disana aku dengan ibuku bertempat tinggal. Dan aku datang kemari atas perintah ibuku untuk berguru disini dan ingin bertemu dengan ayahku.karena menurut ibuku, untuk menemui ayahku aku harus pergi dari kalimanggismeneuju ke sebelah barat, tepatnya desa Sindangbarang, kemudia temui Embah Buyut Gedong. Maka saya memenhi perintah ibuku kemari dan saya mohon diterima oleh Embah Buyut Gede untuk menjadi catrik.
Setelah Embah Buyut Gede mendengar keterangan tamunya itu, maka diterimalah ia dan dijadikan catriknya. Embah Buyut Gede telah lama memikirakan untuk memebuat suatu kepengurusan desa/kuwu, maka catrik itu merupakan suatu kebetulan, dan Embah Buyut Gede segera memebentuk kepengurusan desa/ kuwu , kemudian mengangkat catrik itu menjadai kuwu dan merngakap menjadi lebe. Maka catrik itu diberi nama Bewu berasal dari dua jabatan Lebe-Kuwu. Jabatan terakhir ini sampai beliau wafat yang dimakamkan di pekuburan lampegan, sebelah utara desa sindangbarang. Menurut cerita rakyat bahwa catrik bahwa catrik itu adalah putra selir dari tuenggung cikaso, beliau memepunyai selir seorang perempuan penduduk desa Klaimanggis, namaun penyusun tidak mengetahui nama asli tumenggung Cikaso dan selirnya itu.
Riwayat Embah Buyut Gede/Gedong wafat dan dimakamkan pekuburan lampegan dan seblah utara Desa Sindangbarang. Pada dahulu kala Sindangbarang tidak boleh mendirkan rumah gedong / permanen, karena Embah Buyut Gede merasa tersinggung dengan keadaan rumah seperti itu. Namun pada tahun 1967 Desa Sindangbarang akan merhab Mesjid yang akan dibangunn secara permanen, kemudaian kuwu / kepala desa sindangbarang yang dijabat oleh bapa Kuacang (Perwatadijaya) berjarak ke makam Embah Buyut Gedong untuk memohon izin untuk merehab masjid secara permanen. Kuwu / Kepala Desa Sindangbarng ditemani oleh seorang yang bernama Karta Darnyah, setibanya dimakam embah mereka bersemedi. Kemudian alhasil merka mendapat ilham, bahwa di Desa Sindangbarang sudah dizinkan untuk menndiraikan Masjid permanen. Masjid kemudian direhab yang tadinya terbuat dari bilik-bilik bambu, dibangun menjadi bangunan permanen. Sejak saat iu, tepatnya pada tahun 1967 di Desa Sindangbarang telah banyak yang merehab dan membuat rumah gedong (tembok permanen) sampai sekarang (2007) hamper mencapai 95%.

2. Embah Buyut Mualim
Perjungan Embah Buyut Mualim ini tidak bisa disumcerItakatian secara rinci, karena penyusunan tidak mendapatkan sumber-sumber yang jelas tentang perjuangan mbah buyut mualim namun pada dasarnya mbah buyut mualim telah banyak memperjuangkan desa sindang barang sehingga masyarakat desa sindang barang memiliki nilai-nilai keagamaan yang kuat. Mbah buyut mualim wafat dan dimakamkan di perkuburan Kiara Koneng, sebelah barat laut desa sindang barang.


DAFTAR PEJABAT PEMERINTAH DESA ( KUWU) DESA SINDANGBARANG

1.Embah bewu ke - I : Kuwu yang pertama ( lamanya tidak di kenal )
2.Embah bewu ke – II : Kuwu yang Kedua ( lamanya tidak di kenal )
3.Bapak Landros : Kuwu yang ketiga ( lamanya tidak di kenal )
4.Bapak Gauk : kuwu yang ke empat ( lamanya tidak di kenal )
5.Bapak Ijang : Kuwu yang lima ( lamanya tidak di kenal )
6.Bapak Lentab : Kuwu yang enam ( lamanya tidak di kenal )
7.Bapak Parta : Kuwu yang tujuh ( lamanya tidak di kenal )
8.Bapak Madrang : Kuwu yang delapan ( lamanya tidak di kenal ) 9.Bapak kuacang : Kuwu yang sembilan ( 1945 s/d 1967 )
10.Bapak sumardi : Kuwu yang sepuluh ( 1967 s/d 1978 )
11.Bapak Arif Sulaeman : Kuwu yang sebelas ( 1979 s/d 1990 )
12.Bapak Dirja : Kuwu yang dua belas ( 1990 s/d 1999 )
13.Bapak Affandi : Kuwu yang ketiga belas ( 1999 s/d 2004 )
14.Bapak Suryandi : Kuwu yang lima belas ( 2007 s/d )

Minggu, 29 Juni 2014

10 DRUMMER TERBAIK INDONESIA

10 DRUMMER TERBAIK INDONESIA

1. ENO - NETRAL.
Eno Gitara Ryanto lahir di Jakarta, 11 Oktober 1979.
Drummer dari band NETRAL ini memiliki penampilan modis rambut mohawk dan aksi panggung yang begitu enerjik,
sosoknya merupakan suntikan darah baru kepada band
yang memang telah memiliki massa lumayan banyak tersebut.
Eno sudah terbiasa mendengarkan musik-musik seperti Led Zeppelin,
Deep Purple dan King Crimson sejak kecil.
Alat musik yang pertama kali dikuasainya bukanlah drum, melainkan gitar.




2. ADITYA WIBOWO - GUGUN BLUES SHELTER
Aditya Wibowo adalah Drummer Gugun blues shelter,
biasa dipanggil Bowie ini merupakan salah satu drumer terbaik indonesia,
memiliki skill tinggi dalam bermusik dapat terlihat dari hentakan irama drum
dari lagu-lagu Gugun blues Shelter. Gugun and The Blues Shelter adalah band Indonesia ber-aliran blues.




3. ANDYAN NASARY - DEAD SQUAD
Rasanya berdosa bila menyukai musik ekstrim metal lokal,
tapi tidak mengenal nama Andyan Gorust.
Drummer bernama asli Andyan Nasary Suryadi lahir di Jakarta 8 Oktober 1981
ini merupakan drumer Siksakubur dan saat ini menjadi drumer Dead Squad.
Andyan fasih merentetkan pukulan di belakang set drum double bass miliknya,
penuh dengan teknik metal yang tinggi seperti hyperblasting, maupun double bass drumming yang demikian cepat.
Lima album dalam rentang sembilan tahun bersama Siksakubur,
serta satu album bersama Dead Squad menjadi hal yang dibanggakannya.
Semua penuh dengan teknik drumming metal yang mampu menaruh dirinya di posisi terbaik peta metal ekstrim nasional.




4. ABAH ANDRIS - BURGERKILL
Abdul kandris yang lahir di Bandung, 5 Juni 1976,
biasa di panggil Abah oleh para teman-teman metalnya di bilangan Ujungberung, Jawa Barat.
Jarangnya profesi drummer di scene metal Ujungberung di pertengahan 90-an membuat Andris menjadi drummer sejuta umat
dengan membantu berbagai band death metal seperti Sonic Torment, Naked Truth,
Sacriligious, Forgotten, hingga Disinfected.
Menyebut pria ini multi-instrumentalis juga relevan karena ia sempat
menjadi gitaris sesi live untuk band goth metal bandung Restless,
dan juga menjadi pemain bass Burgerkill di album Dua Sisi yang sempat dirilis Sony Music Indonesia.
Baru kemudian ia berpindah divisi menjadi pemain drum di album terakhir Burgerkill Beyond Coma and Despair (2006).
abah andris adalah drummer Burgerkill, band metal/hardcore Indonesia.
skill yang tinggi dan tempo yang teratur dalam musik metal, pria ini adalah ahlinya.




5. GILANG RAMADHAN Gilang Ramadhan lahir di Bandung, 30 Mei 1963 adalah drummer senior indonesia,
Gilang Ramadhan adalah satu-satunya drummer Indonesia yang di sponsori oleh Zildjian,
perusahaan symbal dari United States of America sejak tahun 1992 sampai sekarang.
Perusahaan drum terbesar dari Jepang yaitu Yamaha, juga memberikan kepercayaan padanya.
Gilang Ramadhan merupakan artis dari BMG music, REMO U.S.A, dan AKG Austria.
Gilang juga mengoleksi berbagai alat musik tradisional seperti Gendang Bali, Gendang Sunda,
Rebana, Tifa, serta jenis alat tetabuhan tradisional Indonesia lainnya.
Tak hanya mengoleksi, gilang juga mempelajari sifat dan warna tiap alat musik tersebut.




6. JERINX - SUPERMAN IS DEAD
I Gede Ari Astina lahir di Kuta, 10 Februari 1977
adalah drummer dari grup musik Punk asal Bali, Superman Is Dead.
Pola bermain drum yang cenderung agresif dari Jerinx,
membuat musikalitas musik superman is dead semakin tinggi.
Pria yang memiliki banyak tatoo ini, merupakan pribadi yang multi talenta,
tidak hanya bisa bermain drum, Jerinx, sapaan akrabnya,
jerinx merupakan vokalis dan bermain gitar di band DevildiceBali.




7. YOYO - PADI
Surendro Prasetyo yang lebih dikenal dengan Yoyo Padi
adalah drumer dan juga salah satu pendiri grup band Padi .
Yoyo lahir di Jakarta, 29 November 1975 telah bermain drum sejak kelas 3 SD.
Bahkan pada usia 13 tahun, Yoyo telah meraih gelar Best Drummer dalam Festival Band Se-Jawa-Bali.
Yoyo yang kini di-endorsed oleh drum Tama dan Cymbal Sabian ini
juga meraih gelar drummer terbaik se-Indonesia pada 1998.
Selain sibuk di Padi, mantan personel grup musik Andromeda band
ini juga sempat membantu proses rekaman grup musik Andra and The BackBone.




8. IKMAL - TOBING
Ikmal Tobing yang bernama lengkap Rajasa Ikmal Tobing
lahir di Jakarta, 31 Maret 1989, ikmal merupakan anak dari pemain drumer senior indonesia,
yakni Jelly Tobing. Dengan Rambut Mohawk dan aksi yang enerjik,
adalah ciri khas ikmal tobing, saat ini adalah drumer muda yang sedang di kagumi masyarakat indonesia.
Ikmal adalah drumer dari band THE ROCK dan MahaDewa,
band bentukan musisi handal indonesia, Ahmad dhani.




9. GUSTI HENDY - GIGI
Gusti Erhandy Rakhmatullah lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 10 Maret 1980,
lebih dikenal dengan panggilan Hendy Gigi
adalah drummer dari grup musik Gigi. Hendy yang asli berdarah Banjar ini mulai dikenal
masyarakat luas saat bergabung dengan Gigi pada tahun 2005,
tepatnya pada album Next Chapter. Gusty Hendy adalah mantan drummer omellete,
merupakan drummer indonesia yang berkarakter, memiliki pukulan yang kuat dan skill yang tinggi.




10. YESAYA SOEMANTRI
Drummer kelahiran 7 juli 1989 ini dikenal masyarakat indonesia
lewat acara Idola Cilik di RCTI dimana dia menjadi drummernya
ini salah satu drummer terbaik yang dimiliki indonesia.
Di usia nya yang masih muda Echa panggilan akrabnya telah banyak menjuarai berbagai drum festival,
tidak mengherankan jika Echa Soemantri merupakan additional player tersibuk di indonesia,
banyak band dan artis-artis papan atas memakai jasanya,
diantaranya Erwin Gutawa Orchestra, Oni & Friends, Tompi, Abdul & the Coffee Theory,
Glenn Fredly dan masih banyak lagi.
Echa adalah endoser dari 3 merk hardware drum kelas dunia yaitu
Sonor, Evans drumhead ,dan Paiste Cymbal.



tips cara menghilangkan jerawat dengan alami

tips cara menghilangkan jerawat dengan alami.




1.Cara Mengobati Jerawat Dengan Putih Telur
Caranya yaitu, pisahkan kuning telur dan ambil putih telurnya saja.
Kocok sebentar lalu oleskan ke wajah dan diamkan selama 15 menit.
Putih telur ini akan membantu mengurangi minyak di wajah yang seringkali menyebabkan timbulnya jerawat.




2.Cara Mengobati Jerawat Dengan Pasta Gigi
Satu hal yang perlu diingat disini pasta gigi
yang digunakan adalah yang bentuknya pasta(seperti Pepsodent) bukan yang bentuknya gel(seperti Close Up).
Caranya hampir sama denga kedua cara di atas.
Oleskan pasta gigi ke jerawat dan bagian lain di sekitar jerawat tersebut sebelum tidur.
Biarkan semalaman/sampai pagi kemudian bilas dengan air bersih.




3.Cara Mengobati Jerawat Dengan Tomat
Buah yang satu ini selain bagus untuk kesehatan mata juga cukup efektif menghilangkan komedo hitam(blackheads).
Yang pertama harus dilakukan adalah mengiris tomat menjadi dua lalu oleskan
ke seluruh wajah yang berjerawat dan biarkan
selama 15 menit – 1 jam kemudian bilas. dan makanlah untuk perawatan dari dalam.




4.Cara Mengobati Jerawat Dengan Lidah Buaya
Perhatian jangan gunakan lidah yang asli dari mulut buaya ya, he,,
Ambil satu daun lidah buaya, potong beberapa bagian, kelupas kulit luarnya,
oleskan di bagian yang muncul jerawat,
dan ulangi melakukan cara ini tiap pagi dan sore.
Jika kalian cukup telaten, jerawat mungkin akan dapat mongering dan mengelupas selama 3 hari.
Selain itu lidah buaya juga mampu menghilangkan bekas jerawat yang membandel.
Sekali lagi kuncinya hanya satu, telaten.!!




5.Cara Mengobati Jerawat Dengan Bawang Putih
Ada dua pilihan dalam menggunakan bawang putih untuk menghilangkan jerawat.
Pertama dengan menumbuk dua atau lebih bawang putih
hingga cukup halus lalu dioleskan ke bagian wajah yang berjerawat.
Diamkan selama 10 menit lalu bilas. Sedangkan cara kedua adalah dengan memakan satu atau lebih bawang putih setiap hari.
Banyak yang mengatakan kedua cara ini cukup efekktif,
namun bagi kalian yang tidak menyukai bau bawang putih mungkin lebih baik menempuh cara yang lain.
Jangan khawatir masih banyak cara alami lainnya yang akan saya jelaskan di bawah ini.




6.Cara Mengobati Jerawat Dengan Selalu Bersihkan Wajah
Selalu rawat kebersihan wajah setiap hari dari kotoran dan debu dijalan.
Untuk kita yang selalu aktif dan berurusan dengan debu dijalan,
maka rajin-rajinlah membersihkan muka sebelum atau sesudah beraktifitas.
Sebagai konsumsi dari dalam, maka perbanyaklah makan sayuran dan minum air putih.
Buat yang gak suka sayur.!, maka buah yang mengandung air dapat menjadi alternatif dalam merawat wajah dari dalam.
Karena kandungan yang terdapat dalam buah dan sayuran sangat diyakini bisa menjadikan wajah kita lebih bersih dan berseri.


Peringatan bagi Orang yang Sengaja Membatalkan Puasa

Peringatan bagi Orang yang Sengaja Membatalkan Puasa

Pada zaman ini kita sering melihat banyak di antara kaum
muslimin yang meremehkan kewajiban yang agung ini.
Jika kita lihat di bulan Ramadhan di jalan-jalan ataupun tempat-tempat umum,
banyak orang yang mengaku muslim tidak melakukan kewajiban ini atau sengaja membatalkannya.
Mereka malah terang-terangan makan dan minum di tengah-tengah
saudara mereka yang sedang berpuasa tanpa merasa berdosa sama sekali.
Padahal mereka adalah orang-orang yang diwajibkan untuk berpuasa dan tidak punya halangan sama sekali.
Mereka adalah orang-orang yang bukan sedang bepergian jauh,
bukan sedang berbaring di tempat tidur karena sakit dan bukan pula orang yang sedang mendapatkan halangan haidh atau nifas.
Mereka semua adalah orang yang mampu untuk berpuasa.
Sebagai peringatan bagi saudara-saudaraku ini yang masih saja
enggan untuk menahan lapar dan dahaga pada bulan yang diwajibkan puasa bagi mereka,
kami bawakan sebuah kisah dari sahabat Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu.
Beliau (Abu Umamah) menuturkan
bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki,
lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal.
Keduanya berkata,”Naiklah”. Lalu kukatakan,”Sesungguhnya aku tidak mampu.
” Kemudian keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”.
Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung,
tiba-tiba ada suara yang sangat keras.
Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.”
Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang
yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek,
dan dari robekan itu mengalirlah darah.
Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya,”Siapakah mereka itu?
” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”
Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya.
” (HR. An Nasa’i dalam Al Kubra, sanadnya shahih. Lihat Shifat Shaum Nabi, hal. 25).